Minggu, 17 Mei 2015

Kewajiban menuntut ilmu , mengembangkan dan mengamalkannya



Kewajiban menuntut ilmu , mengembangkan dan mengamalkannya
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut.
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang yang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
3
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
“Apakah  sama  orang-orang  yang mengetahui  dengan  orang-orang  yang  tidak mengetahui?  Sebenarnya  hanya  orang  yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”. (QS. 39: 9)
Dalam bahasa Arab al-Ilmu merupakan lawan  kata  al-Jahlu (tidak  tahu/bodoh). Al-Ilmu dapat diartikan juga sebagai mengenal  sesuatu  dalam  keadaan aslinya dengan pasti. Sedang menurut istilah, Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu syar‘i, yaitu ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk  yang  Allah  swt.  turunkan  kepada  Rasul-Nya, baik yang termaktub dalam Alquran maupun As-Sunnah.
Ilmu yang seringkali disebut dalam Alquran dan As-Sunnah, dan memperoleh pujian adalah ilmu wahyu/ilmu agama. Namun sebenarnya ilmu agama sendiripun sangat luas. Ilmu bermanfaat apabila dapat menambah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bermanfaat bagi alam semesta.
Kaidah Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu ada kaidah yang harus  diperhatikan  oleh  setiap  muslim.  Dr. Ibrahim  bin  ‘Amir  ar-Ruhaili  menyebutkan, termasuk  perkara  yang  penting  sebelum menuntut ilmu, ialah ikhlas (rela) karena Allah swt. Sesungguhnya ikhlas memiliki pengaruh besar untuk meraih taufiq (bimbingan) dalam segala hal. Setiap muslim yang mendapatkan taufiq,  baginya  diberi  kebaikan  yang  banyak dalam segala urusan agama dan dunia.
 4
Termasuk  ikhlas  dalam  belajar,  adalah menuntut  ilmu  untuk  tafaqquh (memahami secara mendalam), menghilangkan kebodohan diri sendiri. Setiap muslim berhak bersungguh-sungguh mendalami suatu ilmu. Hasil pendalaman  tersebut,  baik  oleh  lelaki  atau  perem- puan,  dapat  mengembangkan  khazanah  ilmu pengetahuan dan pemikiran keagamaan. Oleh karena  itu  sangatlah  utama  bagi  lelaki  dan perempuan untuk berlomba-lomba ber-tafaqquh dalam ilmu yang membuahkan amalan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah isti’anah, memohon pertolongan kepada Allah swt., tawakkal (berserah diri), dan berdoa agar dikaruniakan ilmu yang shahih (benar) dan nafi‘ (bermanfaat). Firman Allah swt:
Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. 20: 114).
Dalam  sebuah  hadis  qudsi  Allah  berfirman:
"Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua berpeluang  tersesat  kecuali  orang  yang  Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk ke- pada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu”. (HR. Muslim)
Tampaknya  memohon  hidayah  Allah merupakan  jalan meraih ilmu agama, dan pengetahuan umum yang bermanfaat bagi kemaslahatan  dunia.  Setiap  muslim  tidak  akan memperoleh petunjuk kecuali yang dikaruniai taufiq oleh Allah swt., dan hal ini tergantung kepada upayanya masing-masing. Upaya dalam menuntut dan mengamalkan ilmu, membawa mereka pada derajat kedudukan sebagai manusia.  Baik  lelaki  atau  perempuan,  keduanya dikaruniai kedudukan sesuai dengan usahanya.
Upaya Meraih Ilmu
 5
Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mencari ilmu ke manapun, tempat ilmu itu dapat diraih. Satu riwayat mengatakan, “Carilah ilmu walau hingga ke negeri China”. Riwayat ini sangat menghargai baik lelaki maupun perempuan yang bersemangat menuntut ilmu, sekalipun hingga ke negeri nun jauh. Mereka akan terhitung sebagai orang yang berjuang di jalan Allah swt.
Terlebih dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi oleh waktu. Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak kewajiban berkeluarga dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap lelaki dan perempuan memiliki  kesempatan  sama  untuk  thalabul  ’ilmi. Sabda Nabi saw., “Manusia harus mencari ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Inilah pemikiran yang tepat dan demokratis tentang pendidikan seumur  hidup  bagi  sesama.  Jika  benar  kita umatnya, marilah beri kesempatan serupa antara  lelaki  dan  perempuan  untuk  menjalankan kewajiban menuntut ilmu hingga akhir hayat dikandung badan. Wallahu a’lam. (Hafidzoh)
A. PERINTAH MENUNTUT ILMU
1. Beliau, Nabi SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim” (HR. Abu Na’im dari hadits ‘Ali).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina.”(HR Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari Anas)’
QS. At Taubah (9).122
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
QS. Al Ankabut (29).43
43. Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
 6
2. Beliau Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu, maka Allah menempuhkannya jalan kesurga.” (HR. Muslim dari Abu Harairah).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu, itu lebih baik dari pada kamu sholat seratus raka’at.” (HR Ibnu Abdil Barr dari Abu Dzarr).
3. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah apa yang kamu kehendaki, Allah tidak akan memberi pahala kepadamu sehingga kamu mengamalkan.” (HR Ibnu Abdil Barr dan Ad Dailami).
4. Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar lalu beliau melihat dua majlis, yaitu salah satunya mereka berdo’a kepada Allah dan cinta kepada Nya, dan yang kedua mereka mengajar manusia, lalu beliau bersabda: “Adapun mereka adalah memohon kepada Allah, maka jika Dia menghendaki maka Dia memberi mereka. Dan jika Dia menghendaki, maka Dia mencegah mereka. Adapun mereka (majlis kedua) maka mereka mengajar manusia dimana aku diutus itu sebagai guru, kemudian beliau beralih ke majlis itu dan duduk bersama mereka.” (HR Ibnu Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
 7
5. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah ilmu karena sesungguhnya belajarnya karena Allah itu adalah Taqwa, menuntutnya itu adalah ibadah, mempelajarinya itu tasbih, membahasnya itu adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya itu adalah sedekah, memberikannya kepada keluarganya itu adalah pendekatan diri (kepada Allah). Ilmu itu adalah penghibur dikala sendirian, teman dikala sepi, penunjuk kepada agama, pembuat sabar dikala suka dan duka, menteri dikala ada teman-teman, kerabat dikala dalam kalangan orang asing dan sebagai menara jalan ke surga. Dengannya Allah mengangkat kaum-kaum lalu dia menjadikan mereka sebagai ikutan, pemimpin dan penunjuk yang diikuti, penunjuk kepada kebaikan, jejak mereka dijadikan kisah dan perbuatan mereka diperhatikan. Malaikat senang terhadap perilaku mereka dan mengusap mereka dengan sayap mereka (malaikat). Setiap barang yang basah dan kering sehingga ikan dilautan, serangga, binatang buas dan binatang jinak didaratan, dan langit serta bintang memohonkan ampun bagi mereka.” (dari Muadz bin Jabbal).
B. KEUTAMAAN ORANG BERILMU
Ilmu merupakan suatu fadilah dan kemuliaan yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah swt. Orang yang diberikan kesempatan oleh Allah swt memiliki ilmu yang banyak maka dia sesungguhnya telah mendapatkan suatu anugrah dan manfaat yang besar sekali dengan ilmunya tersebut. Karena dengannya, dia dapat mengetahui dan memahami makna dari hidup ini secara benar dan hakiki.
Ilmu merupakan sebaik-baiknya perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik- baiknya amal ibadah, yaitu ibadah sunah, karena ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah swt. Klo kita berpikir sejenak, dapat diketahui bahwa agama itu terdiri atas 2 unsur :
1. Ilmu dan petunjuk
2. Perang dan jihad
Tidak mungkin sekarang agama Allah swt dapat berdiri dengan tegak kecuali harus terdapat 2 unsur diatas, dan unsur yang pertama didahulukan dari unsure yang kedua. Maka dari ini Nabi saw tidaklah mengubah suatu kaum sebelum menyampaikan dakwah untuk beribadah kepada Allah swt, maka ilmu lebih didahulukan daripada perang. Allah swt berfirman :
Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran ( Az-zumar : 9 )
 8
Tidaklah sama perumpamaan orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui, atau kata lainnya yaitu orang yang pintar dengan orang yang bodoh, sebagaimana tidaklah sama orang yang hidup dengan orang yang mati. Ilmu merupakan cahaya dan petunjuk bagi manusia yang dapat mengeluarkannya dari kegelapan dan kesempitan dunia ini. Disamping itu ilmu juga sebagai akses utama untuk menuju ridho Allah swt, dengan nya Allah swt mengangkat derajat orang yang berilmu dengan kemuliaan yang banyak sekali. Allah swt berfirman :
niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( Al-Mujadalah : 11 )
mungkin secara singkat saya akan menyebutkan beberapa keutamaan orang yang memiliki ilmu dengan orang yang tidak memiliki ilmu, diantaranya yaitu :
1.Ilmu merupakan warisan para nabi.
Nabi yang diutus oleh Allah swt tidaklah mewariskan dan meninggalkan harta untuk dijadikan sebagai manusia bekal bagi kehidupannya, melainkan mewariskan ilmu yang dapat menyelamatkan manusia dari kegelapan, menerangi akan tujuan hidup ini yaitu untuk bisa mengenal Allah swt serta menjalankan ibadah kepadanya dan menjauhi larangannya.
2. Orang yang berilmu dapat mengantarkannya kepada jalan syahid diatas kebenaran, adapun dalilnya yaitu firman Allah swt :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( Ali Imron : 18 )
Dari ayat diatas dapat kita ambil intisarinya yaitu orang yang berilmu dan para malaikat merupakan orang yang bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan semesta alam yaitu tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
 9
3. Orang yang berilmu merupakan orang yang terus menerus mengerjakan perintah Allah swt dan menjauhi larangannya sampai hari kiamat. Dalil yang menguatkan pendapat diatas yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Muawiyah ra berkata : Aku telah mendengar Rosulullah saw berkata : barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah swt maka Allah swt akan memahamkannya didalam urusan agama…… ( HR Bukhori )
Imam Ahmad bin Hambal ra berkata : apabila mereka itu bukan ahli hadist, maka saya tidak tau lagi siapakah mereka.
4. Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga, sebagaimana dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra berkata : bahwa Rosulullah saw bersabda : barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah swt akan memudahkannya jalan untuk menuju surga. ( HR Muslim )
5. Allah swt mengangkat derajat orang yang berilmu baik itu didunia dan diakhirat.










 10
 
 C. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM
Allah telah mengangkat dan menempatkan orang-orang yang berilmu berada pada tempat dan kadudukan yang tinggi dan memiliki nilai yang berharga, oleh karena itu Allah berfirman dalam surah al-Baqoroh ayat 30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُون ﴿البقرة : 30 ﴾

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿ البقرة : 31﴾
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang  orang-orang yang benar!"
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ ﴿ البقرة : 32 ﴾

 11
Mereka menjawab “ Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami , Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana

Dijelaskan dalam ayat diatas bahwa manusia adalah dijadikan Allah sebagai Kholifah (pelaksana syariat-syariat Allah) di muka bumi ini , Allah memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia sehingga kelebihannya melebihi para malaikat disebakan Allah Swt memberikan ilmu kepadanya (manusia). Ilmu menurut pandangan islam adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan menjadi lebih baik, seseorang menjadi lebih takut kepada Allah SWT.
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ. ﴿فاطر:٢٨﴾
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Sesungguhnya, Manusia ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka dia akan semakin bertambah rasa takutnya kepada Allah SWT, terbuka ma,rifatnya (pengertian) kepada Nya, hidupnya bermakna dan punya arti karena manusia mengetahui bahwa ilmu adalah keutamaan baginya dan pemberian Allah Subhanahu wata’ala.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّت طَّائِفَةٌ مِّنْهُمْ أَن يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِن شَيْءٍ ۚ وَأَنزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُن تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا ( النساء 113)
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.

Untuk memperoleh suatu ilmu, manusia banyak mempergunakan panca indranya yaitu menggunakan pendengaran ketika manusia ingin mendengar, menggunakan penglihatannya ketika ingin melihat dan begitu pula lidahnya ketika manusia ingin berbicara.
 12
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَــــــــــــلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْــكُرُونَ ﴿النحل :78﴾ 
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ilmu bukannya hanya sekedar dipelajari saja tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain ,kepada orang yang membutuhkannya, karena para ulama , para pengajar dan pendidika adalah sebagai pewaris para Nabi, diantara tugas-tugas tersebut ialah meluruskan kehidupan manusia menjadi berAkhlakul karimah.
إنما بعثت لأتمم مكارم لأخلاق 
Dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia

Lebih dihususkan lagi bagi para pengajar dan pendidik Agama (Syariah), yang punya tugas besar dan komplek, selain menjadi contoh dan suri tauladan perkataannya, perbuatannya dan prilakunya , juga punya tugas yang terus menerus dalam kehidupannya bukan hanya dibatasi sekedar dilokasi kelas saja tetapi juga mempunyai tugas untuk mengajarkannya diluar kelas ,seperti di masji, di rumah dipasar dan ditempat-tempat yang lain . oleh karena itu seorang pendidik Agama hususnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut:

1. Al- Imaniyyah
 13

Yaitu sifat keyakinan dan ke imanan kepada Allah Subhanahu wataala, karena Syariat Allah bukan hanya sekedar Aturan ataupun undang-undang yang dibuat oleh manusia yang berlaku disuatu negara, tetapi syariat adalah aturann yang tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya. Maka sifat imaniyah ini dijadikan sebagai dasar pokok yang harus senantiasa ada pada diri seorang pendidik atau muallim. Maka jika seorang pendidik tidak memiliki keyakinan ini, maka tidaklah mungkin ilmu yang ia ajarkan bisa sampai dan meresap pada hati para pelajar.


2. Al-Khoufiyyah.

Yaitu takut kepada Allah subhanahu wataala, karena apa yng dilakukannya senantiasa ada dalam pengawasanNya secara sembunyi ataupun secara terang –terangan.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ ﴿البقرة : 197﴾           

Berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Maka seorang muslim dan seorang pendidik atau pengajar harus punya insting atau rasa takut kepada Allah subhanahu wataala, karena taqwa dapat membantu, menolong dan menumbuhkan keikhlasan seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas kewajibannya,sehingga menjadikan dirinya istiqomah ketika berada didalam sekolah atau diluar sekolah karena merasa bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah subhanahu Wataala.

3. Al-Ikhlash.

Yaitu seorang pendidik ( murobby dan muallim) tidak ingin mengharapkan sesuatu apapun yang ia lakukan yang sifatnya materi atau duniawi ,dan juga tidak ingin mendapatkan pujian pimpinannya, pengawasnya dan manusia pada umumnya.

4. Ash-Shiddiq.
 14

( jujur atau Benar), karena jujur adalah salah satu sifat yang diajarkan islam ,jujur dalam perkataan dan jujur dalam perbuatan dan jujur,sebagaimana Allah berfirman
والذي جاء بالصدق وصــــــــــدق به , أولئك هم المتــــــــــــتتتقون ﴿الزمر : 33﴾
Jika seorang pendidik jujur dalam perkataan, jujur dalam perbuatan maka seorang pendidik akan dihormati peserta didiknya, dihormati masyarakatnya dan akan mendapatkan ketenangan , ketentraman , keselamatan didunia dan akan mendapatkan balasan pahala di akhirat kelak.

5. Al-Adlu.

Yaitu adil menempatkan sesuatu pada tempatnya, adil dalam melayani para didiknya , adil dalam memberikan nasehat dan arahannya dan lain sebagainya.

6. Ash-Shobru.

Sabar dalam memikul kesulitan-kesulitan yang dihadapi, karena belajar mengajar adalah bukan pekerjaan mudah, tapi pekerjaan yang mungkin bisa menghabiskan waktu, karena seorang pendidik atau guru harus senantiasa mempersiapkan diri dan mencari cara pembelajaran yang lebih baik sehingga apa yang diharapkan tercapai sesuai dengan tujuan.

7. Ar-Rohmah.
 15

Jika seorang muslim harus memiliki sifat rohmah atau kasih sayang, maka seorang guru harus lebih kasih sayang kepada para pelajarnya atau mahasiswanya,karena guru dan pendidik adalah seorang pemberi petunjuk yang mengajarkan manusia agar beretika dan ber akhlaqulkarimah, jika tidak demikian , Allah subhanahu wataala berfirmsn ;
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِــــيظَ الْقَلْبِ لَانْفَـــــــــــــــــضُّوا مِن حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ, فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِي ﴿آل عمران:١٥٩﴾
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

8. Al-Amanah.

Yaitu bahwa manusia harus menunaikan hak-hak Allah , dan hak manusia adalah bertanggung jawab akan kehidupannya,
كلم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Allah berfirman
إنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ يعًا بَصِيرًا ﴿النساء:58
Sungguh Allah menyuruhmu meyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkanya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha mendengar maha melihat.
(Q.S An-Nisa 58)

9. Rendah hati
16

Seorang Guru harus memiliki sifati ini, yaitu disifati dirinya dengan tawadhu, mudah berintraksi dengan orang lain, mudah menolong orang lain, lemah lembut, tidak cepat marah dan jauh dari sifat sombong dan takabur.
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (الفرقان : 63)

Adapun hamba-hamba Tuhan yang maha pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi Allah dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina ), mereka mengucapkan salam (Q.S Al-Furqan 63)

10. Banyak mengingat Allah

Seorang guru harus senantiasa dirinya ingat kepada Allah sebai manusia biasa yang kadang-kadang benar, salah, sukses dan gagal. Seorang guru apabila memperoleh ujian dan cobaan suka ataupun duka tidak merasa takut dan gelisah tetapi banyak berdoa, membaca AL-Qur.an, sehingga apapun yang menimpa dirinya tetap ia menjadi tenang dan dijadikan sesuatu yang teamat berharga dan bernilai.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْـــــــــــمَئِنُّ الْقُلُوبُ (الرعد 28)
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, dan ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram






 17
 
Daftar pustaka
http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-islam-kewajiban-menuntut.html?m=1
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.htmlDAFTAR ISI
Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu
Http://www.geocities.com\broadway\4516\
Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19
Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yg-di-sebut-menuntut-ilmu-dalam-islam.htm
Http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/09/kewajiban-menuntut-ilmu/

1 komentar: